BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Majapahit adalah
sebuah kerajaan yang
berpusat di Jawa Timur,
Indonesia,
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Majapahit merupakan kerajaan yang cukup
berpengaruh di Indonesia sampai saat ini. Majapahit juga merupakan kerajaan
yang besar di Indonesia pada masa lampau. Wilayah kekuasaan majapahit yaitu
meliputi semua wilayah Nusantara termasuk Singapura dan sebagian kepulauan
Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir
yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar
dalam sejarah
Indonesia.
Secara urutan waktu, kerajaan Majapahit
terbentuk setelah runtuhnya kerajaan Singasari. Tanggal pasti yang digunakan
sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya
sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan
dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Dilihat dari sisi historiografi sejarah
Majapahit ini hanya sedikit bukti fisik dari kerajaan Majapahit dan sejarahnya
pun masih diragukan atau tidak jelas. Sumber dalam penulisan kerajaan Majapahit
oleh para sejarawan seperti Paraton (Kitab Raja-Raja) dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama
menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan
Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai
terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang
ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Dari bukti sejarah yang bernama Nagarakertagama itu dapat dicerna bahwa pada
masa pemerintahan raja Hayam wuruk Majapahit mengalami masa kejayaannya. Dari
disini juga dapat dilihat betapa besarnya kerajaan Majapahit dan kuatnya pada
pemerintahan saat itu.
1.2. Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana
Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit?
2.
Bagaimana
Sistem Ketatanegaraan pada Masa Kerajaan Majapahit?
3.
Bagaimana
Bangun Nasionalisme pada masa Kerajaan Majapahit?
1.3. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit
2.
Untuk
mengetahui Sistem Ketatanegaraan pada Masa Kerajaan Majapahit
3.
Untuk
mengetahui Bangun Nasionalisme pada masa Kerajaan Majapahit
1.4. Metode
Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh
penulis kali ini yaitu metode study pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Lahirnya Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293
hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350
hingga 1389.
Kerajaan
Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan
dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya
masih diperdebatkan.
2.1.1. Asal
Mula Berdirinya Majapahit
Asal
mula Kerajaan Majapahit diceritakan bahwa sesudah Singasari mengusir Sriwijaya
dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling
kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, seorang penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut
upeti. Kertanagara, penguasa
kerajaan Singasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan merusak
wajah utusan tersebut serta memotong telinganya. Kublai Khan pun marah lalu
memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa pada tahun 1293 M. Ketika itu,
Jayakatwang, Adipati Kediri, membunuh Kertanagara. Atas saran dan Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri.
Raden Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun
desa baru yang diberi nama Majapahit.
Nama itu diambil dan “buah maja”
dan “rasa pahit” dan buah
tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan
Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang
sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka untuk menanik pulang pasukannya karena
mereka berada di wilayah asing. Tanggal kelahiran kerajaan Majapahit pada
tanggal 10 November 1293 adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Ia
dinobatkan dengan nama resmi
Kertarajasa Jayawardhana.
2.1.2. Masa Awal Kerajaan
Majapahit
Kerajaan ini menghadapi banyak masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora,
dan Nambi memberontak
melawannya, meski pemberontakan tersebut tidak berhasil. Namun ternyata Mahapatih Halayudha-lah yang melakukan
konspirasi (persekongkolan) untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja. Hal
itu ia lakukan agar dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemenintahan. Namun,
setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan
dipenjara, lalu dihukum mati. Raden Wijaya meninggal pada tahun 1309 M. Anak dan penerus Raden
Wijaya, Jayanegara adalah
penguasa yang jahat dan tidak bermoral. Ia memiliki nama kecil Kala Gemet, yang berarti “penjahat
lemah”, Tahun 1328 M. Jayanegara
dibunuh oleh tabibnya, Tanca.
Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya
menggantikannya, tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dan istana dan
menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk
menjadi Ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tnibhuwana, Kerajaan Majapahit
berkembang menjadi Iebih besar dan terkenal. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya
pada tahun 1350 M. Kepemimpinannya pun dilanjutkan oleh putranya, Hayam Wuruk.
2.1.3. Masa Keemasan Kerajaan
Majapahit
Hayam
Wuruk, juga disebut sebagai Rajasanagara.
Ia memerintah Majapahit dan tahun 1350-1389 M. Majapahit mencapal puncak
kejayaannya dengan bantuan Mahapatihnya, Gadjah Mada. Di bawah perintah Gadjah
Mada (1313-1364 M), Majapahit menguasai Iebih banyak wilayah. Pada tahun 1377
M, beberapa tahun setelah kematian Gadjah Mada, Majapahit melancarkan serangan
laut ke Palembang, menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Selain
Gadjah Mada, Majapahit juga memiliki jendral yang juga terkenal bernama Adityawarman. Ia terkenal karena
penaklukkannya di Minangkabau. Menurut Kakawin Nagarakertagama Pupuh Xlll-XV,
daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Borneo,
Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian Kepulauan
Filipina. Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah
kekuasaan tersebut tidak berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi
terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang berupa monopoli oleh raja.
Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan,
dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
2.1.4. Keruntuhan Kerajaan
Majapahit
Sesudah
mencapai puncaknya pada abad ke-14,
kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada
tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.
Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi
sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana.
Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi
yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg
diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan
Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara
Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini
melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.
Pada
kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming
yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho,
seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu
1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan
komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa,
seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel, maka Islam pun mulai memiliki pijakan di
pantai utara Jawa.
Wikramawardhana
memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita,
yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua
Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447,
Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya,
adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan
menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat
pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis
pewarisan takhta. Girisawardhana,
putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan
digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi
memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja
Majapahit.
Ketika
Majapahit didirikan, pedagang Muslim
dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara.
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh
Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan
baru yang berdasarkan Islam,
yaitu Kesultanan
Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara sehingga
Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka
yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka
dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan
daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai
melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Setelah
mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre Kertabumi,
Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri)
dan terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya
pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dengan
memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi
serta mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya
memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana
hingga ia digulingkan oleh Patih Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit
menjadi lemah dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan Demak yang didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di
pantai utara Jawa.
Waktu
berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun
1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan
berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1518.
2.2.
Sistem Ketatanegaraan Pada masa Kerajaan
Majapahit
Majapahit
selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti
Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar
tahun 1370 – 1381, Majapahit telah beberapa kali mengirim utusan persahabatan
ke Cina. Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti Ming.
Raja
kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus
yang handal. Hal ini dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih
Gajahmada dalam usahanya mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan berwibawa.
Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan Majapahit :
1. Raja
2.
Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3.
Rakryan Mahamantri Katrini
a. Mahamantri i-hino
b. Mahamantri i –hulu
c. Mahamantri i-sirikan
4.
Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
a. Rakryan Mahapatih
(Panglima/Hamangkubhumi)
b. Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)
c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga
Kerajaan)
d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan
tugas-tugas protokoler) dan
e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5.
Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh
sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7
Upapati.
Selain
pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah
(paduka bharata) yang masing-masing memerintah suatu daerah.. Disamping
raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil maupun militer. Dari susunan
pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan kehidupan politik
kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.
Majapahit
memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak
banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan
dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Aparat
birokrasi, Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan
pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan
tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya,
antara lain yaitu:
•
Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat
putra-putra raja
•
Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri
yang melaksanakan pemerintahan
•
Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
•
Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat
seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi.
Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja
dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula
semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja,
yang disebut Bhattara Saptaprabhu.
Pembagian wilayah, Dalam pembentukannya,
kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singhasari, terdiri atas beberapa
kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini diperintah
oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre. Gelar ini adalah
gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat
dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut
pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan
daerah yang mereka pimpin.
Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d.
1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja.
Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai
berikut:
1. Bhumi:
kerajaan, diperintah oleh Raja
2. Nagara:
diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau
bangsawan)
3. Watek:
dikelola oleh wiyasa,
4. Kuwu:
dikelola oleh lurah,
5. Wanua:
dikelola oleh thani,
6. Kabuyutan:
dusun kecil atau tempat sakral.
2.3 Bangun Nasionaisme
Sejarah
Nasionalisme di Indonesia pernah mengalami kejayaan pada masa kerajaan
sriwijaya dan Majapahit.
Kedua kerajaan tersebut telah membawa bangsa indonesia sebagai bangsa yang
merdeka bersatu, dan berdaulat. Semboyan Bhineka tunggal Ika, meskipun
berbeda-beda, tetap satu jua adanya, telah dapat diwujudkan dalam persatuan dan
kesatuan yang berarti nusantara. Maka akar kebangkitan nasionalisme tahap pertama di
Nusantara pun tenggelam bersama lenyapnya kebesaran kerajaan Sriwijaya di
Sumatra. Setelah itu bangkit pula nasionalisme kedua di Nusantara yang dipelopori kerajaan Majapahit pada
abad XIII. Masa
kejayaan Majapahit yaitu pada masa raja Hayam Wuruk dan patihnya yang bernama
Gajah Mada. Pada tahun 1331, Mahapatih Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa
yang berisikan cita-cita mempersatukan seluruh nusantara dalam naungan kerajaan
Majapahit. Hal ini yang melandasi Negara Persatuan dan
Kesatuan
Kini nama
kerajaan Majaphit membangkitkan ingatan kita tentang apa yang disebut sebagai
“sejarah Nasional” Indonesia. Berbicara mengenai bangun Nasionalisme maka, tak
lepas dari yang namanya Masyarakat yang hidup pada saat itu. Disini, para pemikir nasionalis
Sukarno dan Muhammad Yamin melihat periode Majaphit sebagai Zaman Keemasan bagi
kesatuan dan kekuatan nasional.
Kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan yang besar, berkuasa dan yang paling penting
adalah mempersatukan. Melihat hal ini terlihat jelas bahwa nasionalisme pada
masa itu sangatlah tinggi. Selain itu, pada zaman penjajahan, sejarah kerajaan
majapahit dijadikan sebagai senjata atau sebuah penyemangat nasionalisme dalam
membangun Negara kesatuan melawan Belanda.
Pada
tahun 1930 Ir. Soekarno berpidato, pidato pembelaan saat percobaan kegiatan
anti belanda, ia menyebutkan pentingnya sejarah dalam menyediakan inspirasi
untuk rakyat Indonesia sebagaimana mereka mencoba bersatu dan menyingkirkan
kendali Belanda. Ada 3 hal penting dalam pidatonya yaitu: pertama: kita
tunjukkan pada rakyat bahwa kehidupan yang mereka jalani di masa lalu adalah
kehidupan yang baik. Kedua: kita tingkatkan kesadaran bahwa kehidupan mereka
adalah kehidupan yang muram saat ini. Ketiga: kita alihkan pandangan mereka
pada cahaya dan sinar masa depan , dan kita tunjukkan pada mereka jalan untuk
mencapai waktu yang telah dijanjikan. Dari 3 hal penting tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa nasionalisme yang terbangun pada masa silam terutama pada
masa Majaphit sangatlah tinggi, itu di sebabkan karena ketika sebuah masa lalu
dijadikan sebagai alat untuk memotivasi sebuah bangsa, maka sudah pasti dan
tidak perlu kita ragukan lagi pada masa-masa itu rasa Nasionalisme yang ada
dalam berbangsa dan bernegara sangatlah tinggi, tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa pada masa itu juga terdapat sisi yang negative pula.
Sebuah
nasionalisme dapat kita lihat dari segi kesatuan dan kekuatan dari Negara dan
bangsa itu sendiri. Mengapa disini dikatakan bahwa pada masa Majapahit tingkat
bangun Nasionalismenya sangat tinggi, karena hal itu dapat kita lihat pada masa
periode Majapahit berada dipuncaknya yaitu salah satu kesatuan dan kekuatan
dimana seluruh kepulauan (dan lebih) dibawah kendali terpusat. Ini adalah
periode Indonesia mencapai tingkat kedamaian, kemakmuran, dan kemajuan, yang
belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak dapat dibandingkan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Majapahit adalah
sebuah kerajaan yang
berpusat di Jawa Timur,
Indonesia
yang bercorak
HinduKerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 M.
Kerajaan ini berdiri di hutan Tarik dekat Mojokerto. Majapahit
merupakan kerajaan yang cukup berpengaruh di Indonesia sampai saat ini.
Kerajaan Majapahit terbentuk setelah runtuhnya kerajaan Singasari. Majapahit
memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu pelopon
Nasionalisme kedua di Nusantara
yang dipelopori kerajaan Majapahit pada abad XIII.
1.2. Saran
Semoga
apa yang dijelaskan di dalam makalah kami dapat dipahami dan dipelajari oleh
pembaca. Selain itu, dengan makalah ini semoga kita dapat mengetahui
sejarah-sejarah kerajaan Hindu-Buddha terutama Kerajaan Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar