Rabu, 30 September 2015

Kapita Selekta Sejarah Indonesia Kerajaan Majapahit Semester V



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur,  Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Majapahit merupakan kerajaan yang cukup berpengaruh di Indonesia sampai saat ini. Majapahit juga merupakan kerajaan yang besar di Indonesia pada masa lampau. Wilayah kekuasaan majapahit yaitu meliputi semua wilayah Nusantara termasuk Singapura dan sebagian kepulauan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.
Secara urutan waktu, kerajaan Majapahit terbentuk setelah runtuhnya kerajaan Singasari. Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Dilihat dari sisi historiografi sejarah Majapahit ini hanya sedikit bukti fisik dari kerajaan Majapahit dan sejarahnya pun masih diragukan atau tidak jelas. Sumber dalam penulisan kerajaan Majapahit oleh para sejarawan seperti Paraton (Kitab Raja-Raja) dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Dari bukti sejarah yang bernama Nagarakertagama itu dapat dicerna bahwa pada masa pemerintahan raja Hayam wuruk Majapahit mengalami masa kejayaannya. Dari disini juga dapat dilihat betapa besarnya kerajaan Majapahit dan kuatnya pada pemerintahan saat itu.


1.2. Rumusan Masalah.
1.    Bagaimana Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit?
2.    Bagaimana Sistem Ketatanegaraan pada Masa Kerajaan Majapahit?
3.    Bagaimana Bangun Nasionalisme pada masa Kerajaan Majapahit?
1.3. Tujuan
1.    Untuk mengetahui Sejarah Lahirnya Kerajaan Majapahit
2.    Untuk mengetahui Sistem Ketatanegaraan pada Masa Kerajaan Majapahit
3.    Untuk mengetahui Bangun Nasionalisme pada masa Kerajaan Majapahit

1.4. Metode Penulisan
      Metode penulisan yang digunakan oleh penulis kali ini yaitu metode study pustaka.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Lahirnya Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
2.1.1.      Asal Mula Berdirinya Majapahit
Asal mula Kerajaan Majapahit diceritakan bahwa sesudah Singasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, seorang penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singasari yang terakhir, menolak untuk membayar upeti dan merusak wajah utusan tersebut serta memotong telinganya. Kublai Khan pun marah lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa pada tahun 1293 M. Ketika itu, Jayakatwang, Adipati Kediri, membunuh Kertanagara. Atas saran dan Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru yang diberi nama Majapahit. Nama itu diambil dan “buah maja” dan “rasa pahit” dan buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka untuk menanik pulang pasukannya karena mereka berada di wilayah asing. Tanggal kelahiran kerajaan Majapahit pada tanggal 10 November 1293 adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
2.1.2.      Masa Awal Kerajaan Majapahit
Kerajaan ini menghadapi banyak masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meski pemberontakan tersebut tidak berhasil. Namun ternyata Mahapatih Halayudha-lah yang melakukan konspirasi (persekongkolan) untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja. Hal itu ia lakukan agar dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemenintahan. Namun, setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, lalu dihukum mati. Raden Wijaya meninggal pada tahun 1309 M. Anak dan penerus Raden Wijaya, Jayanegara adalah penguasa yang jahat dan tidak bermoral. Ia memiliki nama kecil Kala Gemet, yang berarti “penjahat lemah”, Tahun 1328 M. Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dan istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi Ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tnibhuwana, Kerajaan Majapahit berkembang menjadi Iebih besar dan terkenal. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350 M. Kepemimpinannya pun dilanjutkan oleh putranya, Hayam Wuruk.
2.1.3.      Masa Keemasan Kerajaan Majapahit
Hayam Wuruk, juga disebut sebagai Rajasanagara. Ia memerintah Majapahit dan tahun 1350-1389 M. Majapahit mencapal puncak kejayaannya dengan bantuan Mahapatihnya, Gadjah Mada. Di bawah perintah Gadjah Mada (1313-1364 M), Majapahit menguasai Iebih banyak wilayah. Pada tahun 1377 M, beberapa tahun setelah kematian Gadjah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang, menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Selain Gadjah Mada, Majapahit juga memiliki jendral yang juga terkenal bernama Adityawarman. Ia terkenal karena penaklukkannya di Minangkabau. Menurut Kakawin Nagarakertagama Pupuh Xlll-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian Kepulauan Filipina. Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tidak berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
2.1.4.      Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.
Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel, maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.
Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara sehingga Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre Kertabumi, Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dengan memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi serta mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana hingga ia digulingkan oleh Patih Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit menjadi lemah dan mulai bangkitnya kekuatan kerajaan Demak yang didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di pantai utara Jawa.
Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1518.
2.2.      Sistem Ketatanegaraan Pada masa Kerajaan Majapahit
Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga yang baik dengan kerajaan asing, seperti Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa dan Kamboja. Hal itu terbukti sekitar tahun 1370 – 1381, Majapahit telah beberapa kali mengirim utusan persahabatan ke Cina. Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti Ming.
Raja kerajaan Majapahit sebagai negarawan ulung juga sebagai politikus-politikus yang handal. Hal ini dibuktikan oleh Raden Wiajaya, Hayam Wuruk, dan Maha Patih Gajahmada dalam usahanya mewujudkan kerajaan besar, tangguh dan berwibawa. Struktur pemerintahan di pusat pemerintahan Majapahit :
1. Raja
2. Yuaraja atau Kumaraja (Raja Muda)
3. Rakryan Mahamantri Katrini
      a. Mahamantri i-hino
      b. Mahamantri i –hulu
      c. Mahamantri i-sirikan
4. Rakryan Mahamantri ri Pakirakiran
      a. Rakryan Mahapatih (Panglima/Hamangkubhumi)
      b. Rakryan Tumenggung (panglima Kerajaan)
      c. Rakryan Demung (Pengatur Rumah Tangga Kerajaan)
      d. Rakryan Kemuruhan (Penghubung dan tugas-tugas protokoler) dan
      e. Rakryan Rangga (Pembantu Panglima)
5. Dharmadyaka yang diduduki oleh 2 orang, masing-masing dharmadyaka dibantu oleh sejumlah pejabat keagamaan yang disebut Upapat. Pada masa hayam Wuruk ada 7 Upapati.
Selain pejabat-pejabat yang telah disebutkan dibawah raja ada sejumlah raja daerah (paduka bharata) yang masing-masing memerintah suatu daerah.. Disamping raja-raja daerah adapula pejabat-pejabat sipil maupun militer. Dari susunan pemerintahannya kita dapat melihat bahwa sistem pemerintahan dan kehidupan politik kerjaan Majapahit sudah sangat teratur.
Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Aparat birokrasi, Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:
         Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
         Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan
         Dharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaan
         Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.
Pembagian wilayah, Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singhasari, terdiri atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre. Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka pimpin.
Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:
1.      Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja
2.      Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau bangsawan)
3.      Watek: dikelola oleh wiyasa,
4.      Kuwu: dikelola oleh lurah,
5.      Wanua: dikelola oleh thani,
6.      Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.

2.3  Bangun Nasionaisme
Sejarah Nasionalisme di Indonesia pernah mengalami kejayaan pada masa kerajaan sriwijaya dan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut telah membawa bangsa indonesia sebagai bangsa yang merdeka bersatu, dan berdaulat. Semboyan Bhineka tunggal Ika, meskipun berbeda-beda, tetap satu jua adanya, telah dapat diwujudkan dalam persatuan dan kesatuan yang berarti nusantara. Maka akar kebangkitan nasionalisme tahap pertama di Nusantara pun tenggelam bersama lenyapnya kebesaran kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Setelah itu bangkit pula nasionalisme kedua di Nusantara yang dipelopori kerajaan Majapahit pada abad XIII. Masa kejayaan Majapahit yaitu pada masa raja Hayam Wuruk dan patihnya yang bernama Gajah Mada. Pada tahun 1331, Mahapatih Gajah Mada mengucapkan sumpah palapa yang berisikan cita-cita mempersatukan seluruh nusantara dalam naungan kerajaan Majapahit. Hal ini yang melandasi Negara Persatuan dan Kesatuan
Kini nama kerajaan Majaphit membangkitkan ingatan kita tentang apa yang disebut sebagai “sejarah Nasional” Indonesia. Berbicara mengenai bangun Nasionalisme maka, tak lepas dari yang namanya Masyarakat yang hidup pada saat itu. Disini, para pemikir nasionalis Sukarno dan Muhammad Yamin melihat periode Majaphit sebagai Zaman Keemasan bagi kesatuan dan kekuatan nasional.
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar, berkuasa dan yang paling penting adalah mempersatukan. Melihat hal ini terlihat jelas bahwa nasionalisme pada masa itu sangatlah tinggi. Selain itu, pada zaman penjajahan, sejarah kerajaan majapahit dijadikan sebagai senjata atau sebuah penyemangat nasionalisme dalam membangun Negara kesatuan melawan Belanda.
Pada tahun 1930 Ir. Soekarno berpidato, pidato pembelaan saat percobaan kegiatan anti belanda, ia menyebutkan pentingnya sejarah dalam menyediakan inspirasi untuk rakyat Indonesia sebagaimana mereka mencoba bersatu dan menyingkirkan kendali Belanda. Ada 3 hal penting dalam pidatonya yaitu: pertama: kita tunjukkan pada rakyat bahwa kehidupan yang mereka jalani di masa lalu adalah kehidupan yang baik. Kedua: kita tingkatkan kesadaran bahwa kehidupan mereka adalah kehidupan yang muram saat ini. Ketiga: kita alihkan pandangan mereka pada cahaya dan sinar masa depan , dan kita tunjukkan pada mereka jalan untuk mencapai waktu yang telah dijanjikan. Dari 3 hal penting tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa nasionalisme yang terbangun pada masa silam terutama pada masa Majaphit sangatlah tinggi, itu di sebabkan karena ketika sebuah masa lalu dijadikan sebagai alat untuk memotivasi sebuah bangsa, maka sudah pasti dan tidak perlu kita ragukan lagi pada masa-masa itu rasa Nasionalisme yang ada dalam berbangsa dan bernegara sangatlah tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pada masa itu juga terdapat sisi yang negative pula.
Sebuah nasionalisme dapat kita lihat dari segi kesatuan dan kekuatan dari Negara dan bangsa itu sendiri. Mengapa disini dikatakan bahwa pada masa Majapahit tingkat bangun Nasionalismenya sangat tinggi, karena hal itu dapat kita lihat pada masa periode Majapahit berada dipuncaknya yaitu salah satu kesatuan dan kekuatan dimana seluruh kepulauan (dan lebih) dibawah kendali terpusat. Ini adalah periode Indonesia mencapai tingkat kedamaian, kemakmuran, dan kemajuan, yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak dapat dibandingkan. 


BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur,  Indonesia yang bercorak HinduKerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 M. Kerajaan ini berdiri di hutan Tarik dekat Mojokerto. Majapahit merupakan kerajaan yang cukup berpengaruh di Indonesia sampai saat ini. Kerajaan Majapahit terbentuk setelah runtuhnya kerajaan Singasari. Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu pelopon Nasionalisme kedua di Nusantara yang dipelopori kerajaan Majapahit pada abad XIII.

1.2. Saran
Semoga apa yang dijelaskan di dalam makalah kami dapat dipahami dan dipelajari oleh pembaca. Selain itu, dengan makalah ini semoga kita dapat mengetahui sejarah-sejarah kerajaan Hindu-Buddha terutama Kerajaan Majapahit.