BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sumber daya yang berkualitas merupakan hal yang
penting bagi suatu Negara untuk menjadi Negara maju, kuat, makmur dan
sejahtera.upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah
dengan masalah pendidikan bangsa.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal. Di
dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan belajar
mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses
mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua
komponen pengajaran ang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran
dilaksanakan.
Jadi pengelolaan kelas tidak hanya berupa
pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas, melainkan juga mengelola
berbagai hal yang tercakup dalam kompnen pembelajaran. Kegiatan pengelolaan
kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi
kelas yang kondusif. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
efektif dan efesien. Efektif berarti tercapainya tujuan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat secara tepat. Efesin adalah pencapaian tujuan
pembelajaran sebagaimana yang direncanakan dengan lebih cepat. Kedua tujuan ini
harus dicapai dalam kelas, karena di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu
dan berproses. Pembelajar dengan segala kemampuannya, pebelajar denan seala
latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala
komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya
bertemu dan bepadu serta berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan
secara keseluruhan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab
itu sudah selakyaknya kelas dikelola dengan baik, profesional, dan harus
terus-menerus dalam perbaikan (continoues improvment).
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain :
1.2.1
Apa yang dimaksud pengelolaan
kelas?
1.2.2
Apa saja tujuan dari
pengelolaan kelas?
1.2.3
Apa saja pendekatan yang
digunakan dalam pengelolaan kelas?
1.2.4
Bagaimana strategi
pengelolaan kelas dalam meningkatkan proses belajar siswa?
1.2.5
Bagaimana rancangan dalam
pengelolaan kelas?
1.2.6
Apa saja prosedur yang
digunakan dalam pengelolaan kelas?
1.2.7
Teknik apa saja yang
digunakan dalam pengelolaan kelas?
1.2.8
Apa saja indicator
keberhasilan dalam pengelolaan kelas?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah
diatas maka beberapa tujuannya antara
lain :
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian
pengelolaan kelas.
1.3.2
Untuk mengetahui tujuan
pengelolaan kelas.
1.3.3
Untuk mengetahui pendekatan
apa saja yang digunakan dalam pengelolaan kelas.
1.3.4
Untuk mengetahui pendekatan
apa saja yang digunakan dalam pengelolaan kelas.
1.3.5
Untuk mengetahui bagaimana
strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan proses belajar siswa.
1.3.6
Untuk mengetahui Apa saja
prosedur yang digunakan dalam pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata kelas.
Pengelolaan dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan
manajement. Pengertian pengelolaan atau manajement pada umumnya yaitu
kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
Sedangkan definisi kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama
yang mendapat pembelajaran dan pembelajar (Hamalik, 2007). Sementara Ahmad
(1995) mengatakan kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar. Sedikit
lebih komplek, Namawi (1999) memandang kelas dari dua sudut, yaitu: pertama;
Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang di batasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah pebelajar berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kedua;
Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang
kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Arikunto (2000) mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (secara umum).
Jadi secara etimologi, pengelolaan kelas dapat diartikan
sebagai upaya merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi, dan
mengontrol kelompok belajar yang dilakukan oleh pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
dapun pengertian pengelolaan kelas secara terminology
seperti yang diungkapkan oleh Wilford (James M. Cooper, 1995), pengelolaan
kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana pembelajar
menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para
pebelajar mencapai tujuan pembelajaran secara efesien.
Sedangkan Sudirman (dalam Djamarah 2006) “Pengelolaan Kelas
adalah upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.” Kelas mempunyai peranan dan
fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, agar
memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas
harus dikelola sebaik-baiknya oleh pembelajar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran
yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan
sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah upaya
memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar intuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk
mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang
memuaskan.
Bertolak dari definisi tersebut, pada hakekatnya pengelolaan
kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang lebih
berkualitas. Berikut ini beberapa hakekat pengelolaan kelas antara lain :
1.
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan pembelajar yang ditunjukkan untuk
mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan,
menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklm sosio-emosional yang
positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.
2.
Tujuan pengeloalaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan
pembelajaran adalah membantu pebelajar mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Pengelolaan kelas merupakan aspek penting
dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
babi terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
2.2 Tujuan Pengelolaan Kelas
Menjadi pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun
(ulet) mencari varian-varian baru mengenaipermasalahan di dalam kelas.
Berbicara mengenai tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) mengatakan bahwa
tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan pebelajar untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2. Menghilagkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar.
3. Menyediakan dan
mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
pebelajar belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
pebelajar dalam kelas.
4. Membina dan
membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individunya.
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (2000)
pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar pebelajar dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan pebelajar belajar dan bekerja. Terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional, dan sikap serta apresiasi pada pebelajar. Sementara Arikunto (2000)
berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efesien. Degeng (2000) menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah agar para pebelajar dapat belajar secara optimal dan memberdayakan
dirinya sesuai potensi dan karakteristiknya sendiri.
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, tujuan pengelolaan
kelas adalah :
1.
Setiap pebelajar harus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu ada tugas yan harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya.
2.
Setiap pebelajar terus melakukan belajar tanpa membuang waktu artinya setiap
pebelajar akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang
diberikan padanya.
2.3 Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan
pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian,
yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (autorityapproach), pendekatan permisif
(permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut
dijelaskan pengertian masing-masing pendekartan tersebut,
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority
approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku
siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan
disiplin secara ketat (weber)
Kedua, pendekatan permisif
mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi
kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang
mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa
merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
Ketiga, pendekatan modifikasi
tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses
perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk
mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari
siswa dan dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki
prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Adapun macam-macam
Pendekatan-Pendekatan lainya:
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah (
2006 : 179 ) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam
kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
2. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu
anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya
masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
3. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru
menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain
itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4. Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan
untuk mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic.
Menurut Djamarah[1][4], Pendekatan
elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan
situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan
dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada
potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan
pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam
situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan
tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang
memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih
dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan
selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu
set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.
Selain ketiga pendekatan yang disebutkan diatas menurut
pendapat lain ada yang mengatakan adanya pendekatan ancaman, pendekaran resep,
pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan kebebasan, dan Pendekatan
sosio-emosional
5.
Pendekatan Ancaman
Dari
pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai
suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol
tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya
melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan
resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar
itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan
guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai
dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah
tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak
didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan
berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini
bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang
yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan
menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari
tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan
pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya,
tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi
atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya
tingkah laku tersebut akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan
diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan
sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi
yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara
guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan
iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas.
Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan
sikap ngayomi atau sikap melindungi.
Dalam
hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap tulus dari guru (realness,
genuiness, congruence); menerima dan menghargai peserta didik sebagai
manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut
pandangan peserta didik sendiri (emphatic understanding).
2.4 Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatakan
Proses Belajar
·
Pertama bagaimana strategi guru dalam menyusun rencana
pembelajaran?
Strategi menyusun rencana
pembelajaran adalah sebagai berikut Kepala sekolah melalui kebijakan yang
dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program
mengajar yang berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan,
Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran. Pembuatan program
pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui
pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya
perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum
untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar,
para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses
belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam
program bisa tercapai. Dan bila selesai mengajar perangkat mengajar disimpan di
almari guru masing-masing yang telah disediakan oleh sekolah, dengan demikian
bila diperlukan perangkat mengajar sudah ada di sekolah dan terjaga
keamanannya.
- Kedua, bagaimana strategi guru dalam membangun kerjasama dengan siswa dalam proses belajar mengajar?
Kegiatan guru yang profesional
merupakan kegiatan atau tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan
siswa, strategi yang diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:
(a)
menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar belakang
siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d) penggunaan
model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan khusus bagi siswa
bermasalah.
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah ,
sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi
sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi,
instansi pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai
berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa,
penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan
pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah
secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
- Ketiga, bagaimana Pemberian Motivasi belajar terhadap siswa
Pemberian motivasi terhadap siswa
adalah sebagai berikut: (a) khususnya siswa kelas tiga selalu diberi
latihan-latihan soal, (b) pemberian tugas untuk praktek lapangan, (c) mengikut
sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah, (d) mengkomunikasikan hasil belajar siswa
melalui papan pengumuman maupun melalui pertemuan dengan orang tua, (e)
pemberian reinforcement, (f) penggunaan media dalam pembelajaran dan (g)
pemberian layanan bimbingan. Dengan pemberian motivasi dalam bentuk pemberian
tugas pada siswa, , hasilnya efektif sekali karena dengan strategi tersebut
mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Keempat, bagaimana strategi dalam menciptaan Iklim Pembelajaran
Agar pelaksanaan pembelajaran di
kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini
kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa: (a) petugas tatib selalu
mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat
yang rawan, (b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu
petugas tatib dan guru pembimbing, (c) dalam mengajar guru berusaha memahami
karakter siswa, (d) guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis,
(e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran
atau masalah lainnya, dan (f) guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam
mempelajari pelajaran eksak. Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di
lingkungan SMA, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama jam efektif
kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan
tambahan.
- Kelima, bagaimana Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Karakteristik SMA yang baik adalah
semua warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru, karyawan dan siswanya
memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikian pihak sekolah tetap
mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin yang sudah bagus ini untuk
ditingkatkan menjadi menjadi kultur disiplin yang mandiri. Adapun strategi
untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: (a) sekolah memiliki sistem
pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan
disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan
karyawan, (c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka,
(d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang
aturan kelas, (e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas,
(f) setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah. Dengan
strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik,
suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai
prestasi belajar yang optimal.
- Keenam, bagaimana pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar
Evaluasi dalam pembelajaran di SMA
ada dua macam yaitu: (1) penilaian terhadap hasil belajar siswa, (2) penilaian
terhadap proses pengajaran.
Penilaian terhadap hasil belajar
siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian
Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan data perolehan
ulangan semester, perolehan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional,
penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi
peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran
di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja
yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi
hasil mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah. Keberhasilan SMA dalam
mengukir prestasi juga didukung oleh: (a) input siswa yang tinggi, (b) etos
kerja guru tinggi, (c) iklim sekolah yang kondusif, (d) adanya tanggung jawab
moral dari guru senior untuk menularkan etos kerja yang tinggi terhadap guru
baru, (e) peningkatan profesional guru melalui kegiatan Musyawaah Guru Mata
Pelajaran, Diklat dan Workshop , (f) bimbingan belajar bagi semua siswa, (g)
bimbingan prestasi bagi siswa peringkat 1-5 dari masing-masing kelas, (h)
conversation bekerjasama dengan AMECC, dan (i) debat bahasa Inggris.
2.5 Rancangan dalam Pengelolaan Kelas
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rancangan
berasal dari kata rancang yang artinya membuat gambar bentuk bangunan secara
kasar (hanya garis-garis besarnya), menyusun kerangka karangan (dalam pikiran,
dengan catatan kasar bagian-bagiannya), menyusun dalam pikiran tentang rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Rancangan berarti apa yang dirancang.
Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara
sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu.[2][9] Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan rancangan pengelolaan kelas:
1.
Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan
arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam pengelolaan kelas.
2.
Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya. Yakni, setiap sa’at seorang
siwa akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu dalam lingkungannya.
3.
Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan
penyimpangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikai masalah
penyimpangan yang dihadapinya.
4.
Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan
kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan
tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam
membuat rancangan pengelolaan kelas.
Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut
dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas. Setelah rancangan
tersebut disusun, hal yang terpenting, yaitu proses pelaksanaannya. Peranan dan
pengaruh guru menjadi penting karena disamping kemampuan dan keterampilan guru
dalam melaksanakan rancangan, maka sikap, tingkah laku, kepribadian, serta
kemampuan berinterksi merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian.
Langkah-langkah
proses pengelolaan kelas, antara lain:
a.
Memahami hakikat konsep dan tujuan pengelolaan kelas.
b.
Menentukan masalahnya, preventif atau kuratif
c. Mempertimbangkan
hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan sendiri, lalu
memperhatikan kenyata’an penyimpangan perilaku yang ada.
d.
Menentukan masalahnya , individual atau kelompok
e. Menyusun
rancangan pengelolaan kelas, preventif individual atau kelompok.
f. Menjabarkan
langkah-langkah kegiatan rancangan pengelolaan kelas.
g. Melaksanakan
rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat menentukan.
2.6 Prosedur yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas
Penyusunan prosedur merupakan dasar yang
diperlukan untuk menyusun rancangan prosedur lebih rinci pengelolaan kelas.
Dengan kata lain, penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas harus di
landasi oleh prosedur pengelolaan baik dimensi preventif maupun kuratif.
Penyusunan
rancangan prosedur ini, berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang
langkah-Iangkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan
pemikiran yang rasional guna menciptakan kondisi lingkungan yang memberi
kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Pengelolaan
kelas merupakan langkah kegiatan yang dapat berdimensi preventif dan kuratif
sehingga perencanaan prosedur pengelolaan kelas ke arah dimensi preventif dan
dimensi kuratif yang kesemuanya bermuara atau menuju pada tujuan yang
diharapkan, yaitu terciptanya kondisi serta mempertahankan kondisi optimal yang
mendukung terlaksananya proses belajar mengajar.
Dalam penyusunan
rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi oleh beberapa factor antara
lain:
1. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas.
2. Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya.
3. Pemahaman terhadap penyimpangan yang dihadapinya.
4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan
dalam
pengelolaan kelas.
5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan prosedur
pengelolaan kelas.
Kelima faktor di atas
merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan prosedur
pengelolaan kelas.
2.7 Teknik yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas
Adapun teknik-tekniknya sebagai berikut:
1. Teknik mendekati.
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif
yaitu teknik mendekatinya.
2. Teknik memberikan
isyarat. Apabila siswa
berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi
isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian
tangan.
3. Teknik mengadakan
humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja,
dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana
baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa
yang akan terjadi.
4. Teknik tidak
mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus
tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di
perhatikan.
5. Teknik menghimbau.
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut
adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan
sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan:
pengorganisasian kelas, melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan
seperti apa ketika menyampaikan pembelajarannya.
a.
Pengorganisasian kelas, antara lain:
1) Mengatur tempat
duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun berpindah.
2) Membuat jadwal
harian dan mendiskusikannya.
3) Siswa diberi janji
sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan datang.
4) Mendorong siswa
untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak mengerjakan tugas-tugas siswa
lainnya.
5) Menetapkan kegiatan
rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah
6) Melakukan kompetisi
kelompok untung merangsang transisi yang lebih banyak lagi.
b.
Kegiatan komunikasi
Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa Sending
skills, keterampilan-keterampilan yang disampaikan kepada siswa, sseperti:
melakukan perjanjian dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara
dengan santun. Dan juga dapat berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang
diterimakan kepada siswa yang terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar
tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan
reflektif dalam mendengar, lakukan tatap muka dan selalu memperhatikan
informasi nonverbal, sarankan kepemimpinan yang kuat dengan menggunakan
gesture, ekspresi wajah dan gerakan badan.
c.
Kegiatan monitoring
1) Tangani secara tenang dan cepat apabila
terdapat perilaku siswa yang mengganggu di kelas.
2) Ingatkan kembali kepada siswa
tentang prosedur dan aturan kelas.
3) Ciptakan agar siswa patuh terhadap
prosedur dan aturan kelas.
4) Berikan penjelasan terhadap
siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan mendapatkan konsekuensi khusus.
5) Lakukan konsekuensi untuk
kelainan perilaku siswa secara konsisten.
6) Adakalanya terdapat satu
atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan siswa lainnya tetap fokus
terhadap tugas.
Dalam
menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa dalam menilai
pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan pertanyaan dan berikan
waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab, serta memberikan semangat,
ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai kegiatan yang meningkatkan minat dan
motivasi siswa.
2.8 Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas
- Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
- Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
- Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
- Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
- Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi. (stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain)
- Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan kelas merupakan Pengelolaan
kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata kelas.
Pengelolaan dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Management,Pengertian pengelolaan atau manajement pada umumnya
yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan
pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar dapat
berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah
upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar
intuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk
mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang
memuaskan.
Pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting dimana
keberhasilan dalm proses belajar mengajar dipengaruhi oleh keberhasilan dalam
pengelolaan kelas, dimana
guru,
murid sarana dan prasarana merupakan hal yang menunjang keberhasilan tersebut.
3.2 Saran
Semoga makalah ini membantu para
guru maupun para calon guru untuk menjadi guru yang professional dan berhasil
dalam melakukan pengelolaan kelas. Karena keberhasilan dalam proses belajar
mengajar merupakan keberhasilan pula dalam pengelolaan kelas.
Barangkali bisa dilengkapi dengan refrensinya...
BalasHapusTks. Thor Membantu sekali untuk tugas kuliah kbetulan lagi pademi Covid 19 jd gk bisa k perpus buat minjam buku.
BalasHapusMateri nya jg lengkap sesuai apa yg sy cari