BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Beberapa
tentang kelahiran dan perkembangan Filsafat pada awal kelahiranya tidak dapat
di pisahkan dengan perkembangan (Ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa
peradaban kuno (masa yunani) makna kata Filsafat sendiri adalah cinta
Keahrifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya
dari kata Filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan
seorang Filosof untuk memperoleh Kearifan.
Sebelum
mempelajari Filsafat. Kita harus tau, Apa
Itu Filsafat? Mungkin akan sukar dijawab, bukan karena sulitnya arti kata
filsafat, melainkan karena banyaknya jawaban yang telah diberikan sejak
filsafat diusahakan manusia.
Kata filsafat berasal dari kata
Yunani filosofi yang diturunkan dari kata kerja filosofein yang
berarti mencintai kebijaksanaan. Akan tetapi arti kata ini belum menampakkan
hakikat filsafat yang sebenarnya. Sebab “mencintai” masih dapat dilakukan
secara prinsip saja. Padahal dalam pengertian filosofein itu terkandung
gagasan, bahwa orang mencintai kebijaksanaan tadi, yaitu seorang filsuf, dengan
aktif berusaha memperoleh kebijaksanaan. Oleh karena itu filsafat lebih
mengandung arti “himbauan kepada kebijaksanaan”.
Pekembangan filsafat dimulai dari
jaman filsafat kuno sampai dengan filsafat moderen. Berbagai
pemikiran-pemikiran baru bermunculan dan bersama-sama mencari kebenaran untuk
mencapai suatu kebenaran yang sejati. Dengan adanya filsafat lahirlah
tokoh-tokoh yang membuat perubahan dengan berbagai pemikiran-pemikirannya.
Pemikiran-pemikiran itu menjadikan
orang menggunakan akalnya untuk berfikir lebih dalam dan menggali ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat hingga kini. Berbagai penemuan baru telah
diperoleh sehingga menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam menghadapi suatu
permasalahan yang ada.
Pada makalah ini, penulis akan
membahas tokoh filsuf Athena yang banyak berpengaruh dalam sejarah Filsafat
Yunani Kuno Klasik. Dia adalah Socrates, di dalam makalah ini penulis akan
mencoba menguraikan berbagai pemikiran-pemikiran Socrates yang sangat
kontroversial di jamannya serta melirik tentang perjalanan hidup seorang
Socrates yang terkenal dengan pribadinya yang baik dan sederhana.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang bisa di ambil dari Latarbelakang di atas yaitu :
1.2.1
Jelaskan bagaimana Filsafat Yunani
Klasik ?
1.2.2
Bagaimana Sejarah Biografi Socrates ?
1.2.3
Siapa saja Sumber - Sumber Filsafat
Socrates ?
1.2.4
Bagaimana Ajaran Filsafat Socrates ?
1.2.5
Siapa Saja Pengikut – Pengikut Socrates
?
1.2.6
Apa Perbedaan Corak Filsafat Pra
Socrates dan Socrates ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui Bagaimana Filsafat
Yunani Klasik
1.3.2
Untuk mengetahui Sejarah Biografi
Socrates
1.3.3
Untuk mengetahui Sumber – Sumber filsafat
Socrates
1.3.4
Untuk mengetahui Bagaimana Ajaran
Filsafat Socrates
1.3.5
Untuk mengetahui Pengikut – Pengikut
Socrates
1.3.6
Untuk mengetahui Perbedaan Corak Filsafat
Pra Socrates dan Socrates
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat Yunani Klasik
Pada periode yunani
klasik perkembangan filsafat menunjukan kepastian, yaitu ditandainya semakin
besar minat orang terhadap filsafat. Zaman klasik bermula dengan Socrates,
tetapi Socrates belum sampai kepada sesuatu sistim filosofi, yang memberikan
nama klasik kepada filosofi itu. Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun
oleh plato dan aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan
etik beserta folosofi alam yang berkembang sebelum Socrates.
Plato mencapai titik
persatuan dalam Filosofi gerak yang selama itu menyatakan perbedaan pandangan.
Dengan itu terdapat, untuk pertama kali dalam Sejarah dunia barat, suatu sistem
pandangan yang menyuluhi keseluruhannya dari satu pokok. Aristoteles meneruskan
pokok pengertian Plato dan membangun suatu system Filosofi yang di dalamnya
terdapat tempat tersendiri bagi berbagai ilmu spesial. Buah pikiran dalam
sistem pengetahuan Plato dan Aristoteles menguasai alam pikiran orang barat
sampai kira-kira dua ribu tahun lamanya. Itulah yang membarikan nama klasik
kepada Filosofi mereka.
2.2 Sejarah Biografi Socrates
Socrates (470 SM – 399 SM) adalah
filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam
tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, tanggal 4 Juni 470 SM, dan
merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar di Yunani, yaitu
Socrates, Plato dan Aristoteles. Plato dan Aristoteles merupakan murid
Socrates. Ayah Socrates berprofesi sebagai pemahat patung dari batu (stone
mason) bernama Sophroniscos. Ibunya adalah seorang bidan yang bernama
Phainarete, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode
kebidanan. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai
tiga orang anak yaitu Ramprocles, Sophroniscos dan Menexene. Socrates adalah
sosok tokoh filosuf yang penuh teka-teki dalam sejarah perkembangan filsafat.
Ia tidak pernah menulis sebaris kalimatpun dalam sebuah tulisan.
Masa hidup Socrates sezaman dengan
kaum sofis. Ia terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur, dan adil. Cara
menyampaikan pemikirannya kepada para pemuda ia menggunakan metode tanya jawab.
Sebab itu ia memperoleh banyak simpati dari para pemuda di negerinya. Namun ia
juga kurang disenangi oleh orang banyak dengan menuduhnya sebagai orang yang
merusak moral para pemuda negerinya. Selain itu ia juga dituduh menolak
dewa-dewa atau tuhan-tuhan yang telah diakui negara.
Kelanjutan dari tuduhan terhadap
dirinya menjadikan ia diadili oleh pengadilan Athena. Dalam proses pengadilan
ia mengatakan pembelaanya yang kemudian ditulis oleh Plato dalam naskahnya yang
berjudul Apologi. Plato mngisahkan adanya tuduhan itu. Tuduhan mengatakan bahwa
Sokrates tidak hanya menentang agama yang diakui oleh Negara, akan tetapi juga
mengajarkan agama baru buatannya sendiri. Salah seorang yang mendakwanya yaitu
Melithus, mengatakan bahwa dia adalah seorang tak-berTuhan dan menambahkan:
Socrates berkata matahari adalah batu dan bulan adalah tanah. Socrates tentu
saja mengatakan bahwa tuduhan baru yang mengatakan dia atheis ini bertentangan
dengan dakwaan sebelumnya, dan selanjutnya ia memaparkan berbagai pendangan
yang lebih luas.
Buku Apologi memberi gambaran jelas
tentang sosok manusia tertentu: seorang manusia yang sangat percaya diri,
berjiwa besar, tak peduli pada kesukaan duniawi, yakni bahwa ia dibimbing oleh
suara illahi, dan yakin bahwa penalaran yang jernih adalah syarat terpenting
untuk hidup secara benar. Dalam Apologi, Socrates membela dirinya bukanlah demi
kepentingannya sendiri, melainkan demi kepentingan para hakim. Menurutnya, para
hakim adalah nyamuk masyarakat, dikirim dewa ke negeri itu, dan tak mudah
menemukan orang lain semacam dia (Socrates). Sokrates menjawab (menyangkal)
tuduhan itu, dan menanyakan kepadanya , siapakah orang yang memperbaiki pemuda.
Melithus menjawab mula-mula para hakim, kemudian terdesak sedikit mengatakan
bahwa semua orang Athena kecuali Sokrates memperbaiki pemuda.
Sokrates mengucapkan selamat bahwa,
Athena memiliki nasib baik untuk memiliki begitu banyak orang yang berusaha
memperbaiki pemuda, dan orang-orang baik tentu lebih pantas untuk dipergauli
dari pada orang jelek, maka dari itu ia tidak akan dapat menjadi begitu bodoh
untuk dapat merusak mereka dengan sengaja. Setelah keputusan dibacakan, ia
ditolak hukuman alternatif sebesar tiga puluh minae (yang untuk ini
Socrates menyebut nama Plato sebagai salah seorang yang sanggup membayarnya,
dan hadir dalam sidang itu), dan Sokrates menyampaikan pidato terakhiranya
tentang kematian. Ia mengatakan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya,
kematian merupakan terpisahnya jasad dari roh untuk melanjutkan ke dunia
selanjutnya. Dalam proses pengadilan Socrates dinyatakan bersalah dengan suara
280 melawan 220 (Bertens, 1975:82). Ia dituntut hukuman mati. Sokrates dihukum
mati dengan meminum racun, ada yang menyebutkan racun dari tumbuhan cemara,
yang jelas racun itu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Cara matinya juga memberikan contoh,
betapa seorang filosof setia kepada ajarannya dan tetap menggenggam teguh
keyakinanya meskipun nyawa menjadi taruhannya. Sokrates telah meninggal dunia,
tetapi nama dan pemikiran-pemikirannya tetap hidup untuk selama-lamanya.
2.3 Sumber - Sumber
Filsafat Socrates
Ada
empat sumber yang terpenting dalam semua usaha kepribadian dan ajaran Socrates:
1) Aristophaes
Aristophane adalah pengarang komedi ternama di Athena, yang
hidup pada waktu Sokrates. Komedi – komedi pada abad ke-5 membicarakan dengan
lucu peristiwa – peristiwa aktual, tokoh – tokoh dan pikiran – pikiran yang
lazim dikalangkan para penonton di Athena. Dalam dua karya komedi ia menyebut
Sokrates, yaitu komedi – komedi yang berjudul Burung – burung dan katak –
katak; dan dalam komedi yang bernama Awan – awan yang untuk pertama kalinya
dipentaskan pada tahun 423, Sokrates adalah pelaku utama.
2) Xenophon
Sekitar tahun 430 Xenophon lahir di Athena
dari keluarga bangsawan. Beberapa waktu itu termasuk pengikut dari Sokrates.
Xenophon berlaku sampai tahun 401, sebab pada waktu itu ia meninggalkan kota
Athena, untuk ikut serta dalam perjalanan militer Kryos Muda, putera raja Parsi
Darios II.
Xenophon menulis beberapa karangan , dimana Sokrates mempunyai peranan. Semua karangan ini ditulis pada tahun – tahun terakhir hidupnya (360-350). Karangan yang terpenting adalah Memorabilia (“kenang – kenangan akan Sokrates”), yang meliputi berbagai macam tulisan kecil mengenai Sokrates antara lain beberapa percakapan Sokrates dengan kawan – kawan sewaktu – waktu.
Xenophon menulis beberapa karangan , dimana Sokrates mempunyai peranan. Semua karangan ini ditulis pada tahun – tahun terakhir hidupnya (360-350). Karangan yang terpenting adalah Memorabilia (“kenang – kenangan akan Sokrates”), yang meliputi berbagai macam tulisan kecil mengenai Sokrates antara lain beberapa percakapan Sokrates dengan kawan – kawan sewaktu – waktu.
3) Plato
Plato lahir pada tahun 428 di Athena.
Rupanya ia mengenal Sokrates sejak ia masih kanak – kanak dan ia termasuk
kalanagan Sokrates sampai kematiannya pada tahun 399. Plato mengarang dialog –
dialog. Dalm semua dialog itu, kecuali satu yang berjudul Nomoi, Sokrates
bercakap – cakap dengan sahabat – sahabatnya dan orang – orang lain. Dalam
kebanyakan dialog, Sokrates adalah pelaku yang utama. Kalau kita memperhatikan
cara Plato melukiskan gurunya, sudah nyata bahwa ia menaruh kekaguman. Plato
menganggap Sokates sebagai filsuf istimewa, yang dengan tidak henti hentinnya
mencari kebenaran, karena ia berkeyakinan bahwa hanya pengetahuan tantang “yang
baik” dapat menghantar manusia kepada kebahagiaan.
4) Aristoteles
Aristoteles lahir 15 tahun sesudah Sokrates meninggal. Jadi,
dalam karangan – karangannya kita tidak boleh mencari kesaksian langsung
mengenai Sokrates. Tetapi itu tidak berarti bahwa Aristoteles tidak sanggup
memberikan informasi yang sangat berguna untuk memecahkan masalah – masalah
historis yang menyangkut Sokrates. Dalam konteks ini beberapa kali ia
menyinggung juga ajaran Sokrates. Aristoteles beberapa kali menekankan bahwa
teori mengenai idea – idea berasal dari Plato dan belum terdapat dalam
Sokrates. Dalam beberapa dialog Plato, teori ini dikemukakan oleh Sokrates yang
bertindak sebagai pelaku utama dalam dialog – dialog tersebut. Data – data
mengenai kehidupan Sokrates jarang ditemui dalam kalangan – kalangan
Aristoteles.
2.4 Ajaran Filsafat Socrates
Socrates memilih manusia sebagai objek penyelidikannya dan
ia memandang manusia lebih kurang dari segi yang sama seperti mereka yaitu
sebagai makhluk yang mengenal, yang harus mengatur tingkah lakunya sendiri dan
yang hidup ke dalam masyarakat. Sebagaimana juga para sofis, socrates pun mulai
filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman sehari-hari dan dari
kehidupan yang konkrit. Tetapi ada suatu perbedaan yang penting sekali antara
sokrates dan para kaum sofis, yaitu sokrates tidak menyetujui relativisme yang
terdapat pada kaum sofis, menurut sokrates ada kebenaran obyektif, yang tidak
bergantung pada saya dan kita.
1)
Metode
Metode
yang dipakai socrates untuk menghadapi keahlian silat lidah kaum sofis itu
dikenal sebagai metode Dialektik – kritis. Proses dialektik di sini mengandung
arti “dialog antara dua pendirian yang bertentangan ataupun merupakan
perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan antar ide”. Sedangkan sikap
kritis itu berarti socrates tidak mau menerima begitu saja sesutau pengertian
sebelum dilakukan pengujian untuk membuktikan benar atu salahnya. Oleh karena
itu dalam melaksanakan metode dialektik – kritis ini, socrates selalu meminta penjelasan
tentang sesuatu pengertian dari orang yang dianggapnya ahli dalam bidang
tersebut. Kemudian socrates mengajukan pertanyaan mengenai dasar – dasar
pemikran para ahli itu. Jadi socrates menuntut kemampuan para ahli untuk
mempertanggung jawabkan pengetahuannya dengan alasan yang benar.
Metode
ini yang digunakan socrates untuk menemukan kebenaran yang obyektif. Dalam
metode dialektiknya ia menemukan dua penemuan metode yang lain, yakni induksi
dan definisi. Istilah induksi mana kala pemikiran bertolak dari pengetahuan
yang khusus, lau menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian umum
diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama( umum) dari masing-masing kasus
khusus. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan ciri khusus itu dinamakan
ciri eksistensi. Suatu definisi dibuat dengan menyebutkan semua ciri esensi
suatu objek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya.(Ahmad syadali dan
Mudzakir, 2004 : 66-67).
2)
Etika
Faham
etika socrates merupakan kelanjutan dari metode yang ia temukan (definisi dan
induksi). Socrates mencurahkan perhatiannya pada cabang filsafat yang
disebut”Etika”. Dalam apologia, socrates menerangkan kepada hakim – hakimnya,
bahwa ia menganggap sebagai tugasnya mengingatkan para warga negara athena
supaya mereka mengutamakan jiwa mereka dan bukan kesehatan, kekayaan,
kehormatan atau hal – hal sedemikian yang tidak sebanding dengan jiwa. Menurut
socrates, tujuan tertinggi kehidupan manusia ialah membuat jiwanya menjadi
sebaik mungkin.
Salah
satu pendirian socrates yang terkenal adalah bahwa keutamaan adalah
pengetahuan. Keutamaan yang membuat seseorang menjadi seseorang yang baik,
harus dianggap sebagai pengetahuan. Seseorang yang mempunyai keutamaan sudah
tahu apakah yang baik dan hidup yang baik tidak berati lain daripada
mempraktekan pengathuan itu.
Dari
pendiriannya bahwa keutamaan adalah pengetahuan. Socrates menarik tiga
kesimpulan, yaitu:
a)
Pertama
– tama harus dikatakan bahwa manusia tidak berbuat salah dengan sengaja. Ia
membuat salah karena keliru atau ketidaktahuan. Seandainya ia tahu apakah yang
baik baginya, ia akan melakukannya pula.
b)
Keutamaan
itu satu adanya. Tidak mungkin bahwa seseorang btertentu mempunyai keutamaan,
keberanian, dan tidak mempunyai keutamaan lain. Keutamaan sabagai pengatahuan
tentang yang baik, tentu merupakan pengetahuan yang menyeluruh. Mustahil bahwa
pengetahuan itu hanya terdapat dari satu bidang saja, sedangkan tidak tampak
dalam bidang lain.
c)
Keutamaan
dapat diajarkan pada orang lain.
Dengan
pendapatnya bahwa keutamaan adalah pengetahuan, sokrates menentang relativisme
protagoras dan sofis-sofis lain. Tujuan socrates ialah mengajar orang mencari
kebenaran, sikap itu merupakan suatu reaksi terhadap pelajaran sofisme. Dengan
semangatnya secrotes memberontak ajaran sofisme denagn filisofi yang
diamalkannya dan dengan cara hidupnya, ia mencoba memperbaiki masyarakat yang
rusak.
2.5 Pengikut – Pengikut Socrates
Setelah Sokrates meninggal ada pengikut – pengikut sSokrates
selain Plato yang ditunjukan dengan nama “ The minor Socratics”, artinyya
pengikut – pengikut Sokrates yang kecil. Maksudnya bahwa hanya Plato dipandang
sebagai pengikut Sokrates yang “besar”. Pengikut – pengikut kecil itu
meneruskan beberapa aspek dari filsafat Sokrates, tetapi mereka juga
dipengaruhi oleh aliran – aliran lain, khususnya madzhab Elea dan kaum sofis.
a. Mazhab Megara
Mazhab ini didirikan oleh pengikut Sokrates yang bernama
Eukleides dari Megara. Ia mencoba memperdamaikan “yang ada” dari madhab Elea dengan
“yang baik” dari Sokrates.
b. Mazhab Elis dan Eretria
Phaidon dari Elis adalah kawan sewaktu Plato tetapi labih
muda dari dia. Plato memakai namannya untuk dialog yang mempercakapkan hari
terakhir Sokrates dalam penjara. Rupannya Phaidon terutama mengajar mengenai
persoalan – persoalan dalam bidang etika.
Menedemos dari Eretria adalah murid Phaidon. Kemudian ia
mendirikan suatu madzhab di kota Eretria. Terutama ia menaruh perhatiannya
kepada persoalan – persoalan berhubungan dengan dialektika.
c. Mazhab Sinis (The Cynic School)
Tokoh utama ialah Antisthenes. Ia mengajar dalam gymnasion di
Athena yang bernama Kynosarges. Dalam bidang etika ia beranggapan bahwa manusia
mempunyai keutamaan, bila ia tahu melepaskan diri dari barang jasmani dan
segala macam kesenangan.
d. Mazhab Hedonis
Aristippos adalah murid adalah murid Sokrates yang dianggap
sebagai pendiri mazhab Kyrene. Madhab ini juga dinamakan madhab hedonis, karena
ajarannya dalam bidang etika. Aristippos dan murid – muridnya menyetujui
pendapat Sokrates bahwa keutamaan tidak lain daripada mencari “yang baik”. Akan
tetapi seorang bijaksana tidk akan mengejar kesenangan tanpa batas, karena
kesenangan yang tidak terbatas pada akhirnya mengakibatkan kesusahan. Yang
harus dikejar adalah maksimum kesenangan yang disertai oleh minimum kesusahan.
Jadi, dalam perspektif hedonisme, pengendalian diri dan pertarakan perlu sekali
untuk mencapai cara hidup yang ideal.
2.6 Perbedaan Corak Filsafat Pra-Socrates dan Socrates
Sejarah perkembangan filsafat tentunya memiliki corak. Pada suatu
perkembangan pasti ada kekentalan ciri yang menjadi identitas, jika
dianalogikan pada masa telepon selular mulai ada di Indonesia tentu layarnya
masih monochrome, beberapa tahun kemudian bermunculan layar berwarna dan
seterusnya. Perkembangan filsafat memiliki perbedaan yang khas dan terus berjalan
melintasi jenjang selanjutnya.
Sudah lazim diketahui bahwa ada dua kubu pemikiran pada
perkembangan filsafat Yunani kuno, yaitu pada pemikiran
filsafat pra-Socrates dan Socrates. Adanya pra-Sokrates berarti ada
perbedaan mendasar dengan pemikiran filsafat Socrates itu sendiri.Tidak seperti
analogi telepon seluler tadi, di sini perkembangan bukan masalah waktu
tetapi masalah pemikiran dan objek penyelidikan.
Ø Para Filsuf Pra-Socrates
Adapun para filusuf yang digolongkan dalam zaman
pra-socrates, mereka adalah :
- Thales (625-545 SM)
- Anaximandros (610-540 SM)
- Anaximenes (538-480 SM)
- Pythagoras (580-500 SM)
- Xenophanes (570-480 SM)
- Herakleitos (540-475 SM)
- Parmenides (540-475 SM)
- Empedokles (492-432 SM)
- Anaxagoras (499-420 SM)
- Demokritos (460-370 SM)
Alasan
yang mendasari penyebutan bahwa mereka adalah para filsuf pra-Socrates
dikarenakan filsafat mereka sangat kental pada pembahasan arkhe yang
merupakan asas pertama dari segala sesuatu. Kalau berbicara tentang segala
sesuatu berarti berbicara keseluruhan, dengan kata lain semesta. Merekamenyelidiki
tentang semeta alam atau jagad raya.
Ø Para Filsuf Zaman
Socrates
Adapun para filusuf yang digolongkan pada zaman socrates
adalah :
- Protagoras (480-411 SM)
- Gorgias (480-380 SM)
- Plato (427-347 SM)
- Aristoteles (384-322 SM)
Para filsuf yang disebutkan di atas adalah mereka yang
terkait mau pun dikaitkan dengan pemikiran Socrates. Protagoras dan Gorgias
adalah dua orang sofis yang dikenal dalam sejarah filsafat Yunani kuno. Kaum
sofis menjadi sasaran kritik oleh Socrates karena ajarannya yang tidak
memberikan pengetahuan yang mendalam tentang kehidupan, melainkan hanya luarnya
saja. Secara lebih spesifik, filsafat Socrates yang membuat perbedaan dengan
pra-Socrates adalah penyelidikan filsafat tentang manusia. Dengan
demikian, lepaslah penyelidikan arkhe yang muatannya berkisar tentang
jagad raya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dilihat
dari Pembahasan di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa, Kata filsafat
berasal dari kata Yunani filosofi yang diturunkan dari kata kerja filosofein
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Akan tetapi arti kata ini belum
menampakkan hakikat filsafat yang sebenarnya. Sebab “mencintai” masih dapat
dilakukan secara prinsip saja.
Periode yunani klasik perkembangan filsafat
menunjukan kepastian, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap
filsafat. Zaman klasik bermula dengan Socrates, tetapi Socrates belum sampai
kepada sesuatu sistim filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi
itu. Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun oleh plato dan aristoteles,
berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etik beserta folosofi alam
yang berkembang sebelum Socrates.
Socrates (470 SM – 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani
dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Ada
empat sumber yang terpenting dalam semua usaha kepribadian dan ajaran Socrates:
Aristophaes, Xenophon, Plato, dan Aristoteles. Socrates memilih manusia sebagai
objek penyelidikannya dan ia memandang manusia lebih kurang dari segi yang sama
seperti mereka yaitu sebagai makhluk yang mengenal, yang harus mengatur tingkah
lakunya sendiri dan yang hidup ke dalam masyarakat.
Pengikut – Pengikut Socrates terdiri
dari Mazhab Megara, Mazhab Elis dan Eretria, Mazhab Sinis (The Cynic School),
dan Mazhab Hedonis. Kemudian Perkembangan filsafat memiliki perbedaan yang khas dan terus
berjalan melintasi jenjang selanjutnya.
Sudah lazim diketahui bahwa ada dua kubu pemikiran pada
perkembangan filsafat Yunani kuno, yaitu pada pemikiran
filsafat pra-Socrates dan Socrates. Adanya pra-Sokrates berarti ada
perbedaan mendasar dengan pemikiran filsafat Socrates itu sendiri.Tidak seperti
analogi telepon seluler tadi, di sini perkembangan bukan masalah waktu
tetapi masalah pemikiran dan objek penyelidikan.
3.2 Saran
Dengan
adanya makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak tehadap kekurangan.
Baik dalam segi penulisan atau segi pembahasannya. Dari penyelesaian makalah
ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca dan teman-teman agar makalah ini dapat berguna bagi kita semua
berkhususunya dari pribadi penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar